Rabu, 02 Mei 2012

story

ARTI PERSAHABATAN
Rana adalah seorang cewek yang baik hati dan suka membantu. Walaupun ia anak seorang yang kaya raya, namun ia tidak malu bergaul dengan anak orang miskin. Maka dari itu,ia mempunyai banyak teman. Salah satunya adalah Nina dan Riko. Mereka menjalin persahabatan sejak kelas 6 SD sampai sekarang. Sekarang mereka duduk di kelas XI di salah satu SMA di kota mereka.  Mereka terkenal disekolahnya, karena kekompakan mereka dalam melakukan sesuatu.
Pada suatu hari, mereka mewakili sekolah untuk mengikuti bakti social, yang diadakan oleh sebuah organisasi. Banyak  sekali siswa dari SMA lain yag juga mengikuti acara ini. “wow.. lihat tuh.”kata Nina. “apaan?” Tanya Febri. “banyak cowok ganteng.” Katanya, sambil memperhatikan salah satu cowok yang sedang duduk di bawah pohon. “yang mana?” kata Rana. “yang itu tuh, yang lagi mainin hapenya.” “seketika Rana terkejut dalam hatiinya ia berbicara “lho! Itukan Febri?” “ooo…”kata Rana kemudian. “sudah, jangan ngobrol terus, acaranya akan dimulai tuh.” Kata Riko sambil menarik tangan Rana dan Nina. 
“assalmu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.” Salam panitia Baksos. “waalaikum salam warohmatullohi wabarokatuh.” Jawab peserta serentak. “selamat pagi semuanya. Hari ini kita akan mengadakan bakti social di desa Mukaman, untuk itu, agar tidak ada keributan, kita akan membagai kalian semua menjadi beberapa kelompok.” “kok dikelompokin?” Tanya Riko. “ya kan biar mudah Rik.” Kata Rana. “SMA X dengan SMA A di bagian membagikan bahan makanan,SMP………………….. jelas semuanya?” “jelas.” Rana berkata lirih. “aku bersama Febri? Waduh gawat nih…” Rana dan Febri sudah berteman dekat. Febri adalah anak dari teman ayahnya. Dulu waktu Rana masih kelas VIII SMP dia pernah menembak Rana. Namun, Rana menolaknya, waktu itu Rana bilang kepada Febri, kalau lebih baik mereka bersahabat daripada berpacaran.
Acarapun dimulai. Masing-Masing kelompok, menyesuaikan tempat mereka masing-masing. “Rana, ternyata dia satu kelompok dengan kita?” kata Nina. “siapa?” kata Rana pura-pura tidak tahu. “yang aku tunjuk tadi.” “ooo…” “HI..” sapa Febri. “HI.” Jawab Riko. “kenalin aku Febri, dan ini Naila dan Bobi.” “gue Riko dan ini Rana dan Nina.” Jawab Riko. “hai… Nina.” Kata Nina sambil bersalaman dengan Febri. Ranapun sama. Ia bersalaman dengan febri. “Rana?” kata Febri. “kalian kenal?” tanya Nina Penasaran. Belum sempat Febri menjawab, panitia memanggil para peserta. “ayo semuanya segera menuju ke lokasi. “sekarang kita bagi tugas. Aku dan Naila ke pos 1, Nina dan Bobi ke pos 2, sedangkan Rana dan Febri ke pos 3.” “OK. Berangkat.” Kata Nina. “untung saja.” Kata Rana. “untung kenapa?” Tanya Riko. “gak papa kok.” Jawab Rana.  setelah beriskusi,mereka menuju pos masing-masing. Dalam perjalanan ke pos 3, Rana sempat mengobrol dengan Febri. “gimana kabarmu sekarang?” Tanya Rana. “Alhamdulillah baik. Kalau kamu sendiri?” “ya beginilah, sama seperti yang dulu.” Jawab Febri. “ah… enggak tuh. Menurutku kamu sekarang lebih dewasa dan ya…. Cukup keren.”kataku. “kamu suka ya sama aku?” katanya. “apaan sich ya enggaklah. Kan aku cumin ngomong apa adanya.” “ya.. kali aja. Kamu suka sama aku dan menerima aku.” “maksudmu?” “aduh… yang dulu tuh? Masa kamu lupa?” “kan aku sudah bilang, kalau kita jodoh, pasti kita akan di persatukan. Dan aku sudah menganggapmu sebagai sahabat aku sendiri. Eh.. udah dech ngobrolnya, yuk kita bagikan.” “yuk.”

Malam harinya, Febri menelpon Rana. “menurutku, kamu juga berubah.” Kata Febri “berubah apanya?” “kamu sekarang tinggi, terus  cantik.” “eh..aku mau ngomong sama kamu. Ini penting banget.” “ngomong apa?” “selama ini Nina belum tahu kalau aku berteman dekat dengan kamu. Dan Nina itu suka sama kamu, dan aku gak mau kalau dia sampai tahu soal ini.” “terus?” katanya “terus, aku mau selama kita berkumpul, kita berpura-pura berteman seperti biasa.” “maksudnya?” “maksudnya, kita gak usah sok akrab kayak gini.” “tapi…” “Please… aku gak mau persahabatan kita hancur gara-gara ini. Kamu mau kan?” “emm… Ok lah. Ya udah selamat malam.” Jawabnya dengan nada  sedih. “ selamat malam.”
Dua bulan kemudian. Nina sudah sangat akrab dengan Febri, sedangkan Riko masih sama seperti dulu.
hari minggu ini, Nina dan Riko datang kerumah, untuk belajar bersama. Iseng-iseng, Nina membuka Hp Rana, tanpa sepengetahuan Rana. tiba-tiba, Nina pamit pulang dengan wajah marah, dan murung. “aku pulang dulu.” Kata Nina. “lho. Kok pulang? Kan belum belajar?” kata Riko. “ ada urusan mendadak. Salam buat Rana.” katanya sambil berlari keluar halaman rumah Rana. “lho. Nina kemana tuh? Kok keburu-buru gitu?” Tanya Rana. “katanya ada urusan mendadak.”

Tiga hari berturut-turut, Rana dan Nina tidak ada komunikasi sama sekali. Rana heran pada tingkah laku Nina saat ini. Nina selalu menghindar ketika bertemu dengan Rana. “Nina kamu kenapa sich? Beberapa hari ini kamu selalu menghindar dari aku? Aku punya salah sama kamu? Bilang dong?” “ cari tahu aja sendiri. Apa yang membuatku bersifat seperti ini padamu.” Katanya sambil ngeloyor pergi. “tuh anak kenapa sich?” Tanya Riko. “gak tahu. Rik, apa aku membuat kecewa dia?” Tanya Rana. “gak tahu.” “memangnya, kemaren kenapa sich dia  langsung pergi?” “aku gak tahu. Yang pasti setelah melihat Hp kamu, dia terus pamit pulang gitu.” “ngeliat Hpku? Memangnya ada apa dengan Hp ku?” kata Rana. “I don’t now.” Rana memikirkan kata-kata Riko sampai malam hari, ia tidak konsen belajar. “aduh… apa coba yang ada di Hp ku ini?” kata Rana sambil memegang Hpnya itu. Saat itu ada pesan masuk dari Febri. Yang isinya kata-kata bijak. “ya Allah… gue baru ingat. Jadi, gara-gara aku sms ini sama Febri, Nana jadi marah padaku.” Kata Rana sambil mengelus keningnya. Kemudian, dia mengirim pesan kepada Riko.
Pagi harinya, di sekolah Rana mencari Nina, untuk menjelaskan semuanya.
“nina, tunggu dulu Nin.” Kata Rana. “ngapain sich?” “aku sudah tahu apa yang kamu maksud kemaren.” Kata Rana sambil menundukkan kepalanya. “ya baguslah kalau begitu.” Katanya sinis. “Nina, aku bias jelasin. Ok, itu memang benar kalau Febri menembakku. Tapi, aku gak menerimanya. Aku sudah menganggapnya…”
belum sempat di berkata Nina menyerebotnya “menganggap apa tunanganmu?” “Nina! Bukan begitu, aku sudah menganggapnya sebagai sahabat aku sendiri. Memang ayahku berteman dengan ayah Febri. Namun, itu belum tentu aku bertunangan dengan Febri.” “itu bisa terjadi Rana.” “aku gak tahu apa yang ada di pikiran kamu sekarang. Sekarang kamu sudah berubah. Bukan sifat Nina yang dulu. Dan aku hanya mau bilang kalau aku gak akan menghancurkan persahabatan kita karena hal seperti ini, dan aku gak pernah sekalipun berkhianat kepada teman aku sendiri.” Kata Rana dan beranjak pergi meninggalkan Nina yang hanya diam terpaku. “gimana Ran? Berhasil?” Tanya Riko. “kayaknya enggak dech.” “gini aja dech kita diemin dia aja sampai dia sadar kalau kamu itu tidak salah.” “sampai  kapan?” “ya sampai dia sadarlah.”

2 minggu telah berlalu. Tapi, Rana dan Nina masih belum bersatu. Hari ini, ada acara makan malam bersama di rumah Rana dengan keluarga Febri. Saat itu juga, datang Nina dan Riko. Setelah makan malam Nina, Febri,Riko dan Rana berada di taman . sampai di taman, tiba-tiba Nina memeluk Rana. “Rana, maafin aku. Aku telah meuduhmu enggak-enggak. Aku terlalu egois untuk ini. Maafin aku, aku bener-bener minta maaf. Kamu memang benar,kalau sahabat itu lebih berharga dari pacar, sahabat itu lebih berharga dari segalanya.” “ya Nin, dari dulu aku sudah maafin kamu kok. Dan ingat oragtua juga lebih berharga dari sahabat.” “dan sekarang aku sadar bahwa Febri itu sukanya sama kamu, bukan aku. Dan dia lebih pantes dengan kamu.” Kata Nina. “kamu tuh apaan sich. Kita kan sahabat. Cuman Allah yang nentuin.” “iya kita kan sahabat, gak lebih.” Tambah Febri."kalau kalian tunangan juga gak papa. gue dukung banget kalian cocok kok."kata Nina tiba-tiba" “gitu dong, kan asyik. Gak ada yang musuhan lagi, gak ada yang bertengkar lagi.” Kata Riko.
Merekapun bahagia. Dengan bersahabat mereka dapat menjalin tali persaudaraan dengan baik. Sahabat adalah segalanya. Sahabat dapat mengerti keadaan dan kondisi kita. Sahabat  yang baik adalah sahabat yang mau menghargai kita. Dan persahabatan yang sejati adalah persahabat yang anggotanya saling menyayangi, saling mengasihi. Carilah sahabat yang sama dengan pilihan kamu, karena terkadang, banyak teman atau orang yang memanfaatkan persahabatan hanya untuk hal-hal tertentu

THE END
Nama                  : Priharesa Septin Anggun Pratama
Sekolah              :  SMP N 1 Jetis
TTL                      :  Ponorogo, 11 September 1997
Alamat               :  Sriti,Sawoo,Ponorogo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar